Your Ad Here

To find what your looking for :

Custom Search

Search Results / Hasil Pencarian :

_______________________________________

Salam Lestari
...

Selamat datang di blog GANENDRA GIRI.
Blog ini merupakan forum komunikasi bagi kita-kita yang menyukai petualangan dan olah raga alam bebas. Blog ini sengaja dibuat untuk menyampaikan angan-angan, ide-ide kita yang berkaitan tentang Alam Indonesia, jadi silakan saja posting bebas di blog kita ini artikel-artikel menarik dan pengalaman kita dalam pendakian gunung, ekspedisi, panjat tebing, penelusuran gua dan lain-lain.

Dan tidak menutup kesempatan untuk posting uneg-uneg yang lain yang tidak ada hubungan dengan Alam atau Ganendra Giri, yang penting hubungan silaturahmi kita dapat terjaga dengan baik dan diharapkan justru dapat lebih erat serta memetik keberhasilan bersama dari blog ini.

Bagi teman-teman yang ingin mendapatkan berita terhangat atau posting terbaru dari teman-teman ganendra-giri.blogspot.com langsung ke email masing-masing, silakan masukan alamat email pada kotak isian disebelah KANAN ini dan tekanlah "subscribe me!"... ok??

Atau apabila mau CHATTING sesama Gmail melalui blog ini silakan SIGN IN di Kotak Google Talk.

Akhir kata, selamat posting dan
Avig Nam Astu
Semoga Selamat Selalu

Tomy Chrisbiantoko/Slendro-35
Admin WWW.GanendraGiri.COM

Jumat, 23 Mei 2008

Lowongan Krakatau Steel

yang punya sodara, tetangga dll dan berminat bekerja di PT.Krakatau
Steel, bisa liat di link ini
http://www.seleksikrakatausteel2008.info/

mungkin akan berguna...

Kamis, 22 Mei 2008

Peranan dan Fungsi Hutan Bakau (Mangrove) dalam Ekosistem Pesisir

Hutan Bakau (mangrove) merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur (Bengen, 2000). Sementara ini wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah dimana daratan berbatasan dengan laut. Batas wilayah pesisir di daratan ialah daerah-daerah yang tergenang air maupun yang tidak tergenang air dan masih dipengaruhi oleh proses-proses bahari seperti pasang surutnya laut, angin laut dan intrusi air laut, sedangkan batas wilayah pesisir di laut ialah daerah-daerah yang dipengaruhi oleh proses-proses alami di daratan seperti sedimentasi dan mengalirnya air tawar ke laut, serta daerah-daerah laut yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan seperti penggundulan hutan dan pencemaran.

Kawasan pesisir dan laut merupakan sebuah ekosistem yang terpadu dan saling berkolerasi secara timbal balik (Siregar dan Purwaka, 2002). Masing-masing elmen dalam ekosistem memiliki peran dan fungsi yang saling mendukung. Kerusakan salah satu komponen ekosistem dari salah satunya (daratan dan lautan) secara langsung berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem keseluruhan. Hutan mangrove merupakan elemen yang paling banyak berperan dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan dan menetralisir bahan-bahan pencemar.

Menurut Davis, Claridge dan Natarina (1995), hutan mangrove memiliki fungsi dan manfaat sebagai berikut :
Habitat satwa langka
Hutan bakau sering menjadi habitat jenis-jenis satwa. Lebih dari 100 jenis burung hidup disini, dan daratan lumpur yang luas berbatasan dengan hutan bakau merupakan tempat mendaratnya ribuan burug pantai ringan migran, termasuk jenis burung langka Blekok Asia (Limnodrumus semipalmatus)
Pelindung terhadap bencana alam
Vegetasi hutan bakau dapat melindungi bangunan, tanaman pertanian atau vegetasi alami dari kerusakan akibat badai atau angin yang bermuatan garam melalui proses filtrasi.
Pengendapan lumpur
Sifat fisik tanaman pada hutan bakau membantu proses pengendapan lumpur. Pengendapan lumpur berhubungan erat dengan penghilangan racun dan unsur hara air, karena bahan-bahan tersebut seringkali terikat pada partikel lumpur. Dengan hutan bakau, kualitas air laut terjaga dari endapan lumpur erosi.
Penambah unsur hara
Sifat fisik hutan bakau cenderung memperlambat aliran air dan terjadi pengendapan. Seiring dengan proses pengendapan ini terjadi unsur hara yang berasal dari berbagai sumber, termasuk pencucian dari areal pertanian.
Penambat racun
Banyak racun yang memasuki ekosistem perairan dalam keadaan terikat pada permukaan lumpur atau terdapat di antara kisi-kisi molekul partikel tanah air. Beberapa spesies tertentu dalam hutan bakau bahkan membantu proses penambatan racun secara aktif
Sumber alam dalam kawasan (In-Situ) dan luar Kawasan (Ex-Situ)
Hasil alam in-situ mencakup semua fauna dan hasil pertambangan atau mineral yang dapat dimanfaatkan secara langsung di dalam kawasan. Sedangkan sumber alam ex-situ meliputi produk-produk alamiah di hutan mangrove dan terangkut/berpindah ke tempat lain yang kemudian digunakan oleh masyarakat di daerah tersebut, menjadi sumber makanan bagi organisme lain atau menyediakan fungsi lain seperti menambah luas pantai karena pemindahan pasir dan lumpur.
Transportasi
Pada beberapa hutan mangrove, transportasi melalui air merupakan cara yang paling efisien dan paling sesuai dengan lingkungan.
Sumber plasma nutfah
Plasma nutfah dari kehidupan liar sangat besar manfaatnya baik bagi perbaikan jenis-jenis satwa komersial maupun untukmemelihara populasi kehidupan liar itu sendiri.
Rekreasi dan pariwisata
H utan bakau memiliki nilai estetika, baik dari faktor alamnya maupun dari kehidupan yang ada di dalamnya.
Sarana pendidikan dan penelitian
Upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan laboratorium lapang yang baik untuk kegiatan penelitian dan pendidikan.
Memelihara proses-proses dan sistem alami
Hutan bakau sangat tinggi peranannya dalam mendukung berlangsungnya proses-proses ekologi, geomorfologi, atau geologi di dalamnya.
Penyerapan karbon
Proses fotosentesis mengubah karbon anorganik (C02) menjadi karbon organik dalam bentuk bahan vegetasi. Pada sebagian besar ekosistem, bahan ini membusuk dan melepaskan karbon kembali ke atmosfer sebagai (C02). Akan tetapi hutan bakau justru mengandung sejumlah besar bahan organik yang tidak membusuk. Karena itu, hutan bakau lebih berfungsi sebagai penyerap karbon dibandingkan dengan sumber karbon.
Memelihara iklim mikro
Evapotranspirasi hutan bakau mampu menjaga ketembaban dan curah hujan kawasan tersebut, sehingga keseimbangan iklim mikro terjaga.
Mencegah berkembangnya tanah sulfat masam
Keberadaan hutan bakau dapat mencegah teroksidasinya lapisan pirit dan menghalangi berkembangnya kondisi alam.

Hutan Mangrove dan Perikanan
Dalam tinjauan siklus biomassa, hutan mangrove memberikan masukan unsur hara terhadap ekosistem air, menyediakan tempat berlindung dan tempat asuhan bagi anak-anak ikan, tempat kawin/pemijahan, dan lain-lain. Sumber makanan utama bagi organisme air di daerah mangrove adalah dalam bentuk partikel bahan organik (detritus) yang dihasilkan dari dekomposisi serasah mangrove (seperti daun, ranting dan bunga). Selama proses dekomposisi, serasah mangrove berangsur-angsur meningkat kadar proteinnya dan berfungsi sebagai sumber makanan bagi berbagai organisme pemakan deposit seperti moluska, kepiting dang cacing polychaeta. Konsumen primer ini menjadi makanan bagi konsumen tingkat dua, biasanya didominasi oleh ikan-ikan buas berukuran kecil selanjutnya dimakan oleh juvenil ikan predator besar yang membentuk konsumen tingkat tiga Singkatnya, hutan mangrove berperan penting dalam menyediakan habitat bagi aneka ragamjenis-jenis komoditi penting perikanan baik dalam keseluruhan maupun sebagian dari siklus hidupnya.

Sumber : Buletin Mina Diklat, Desember 2003

Senin, 19 Mei 2008

Tujuh Gunung di Jabar Mengandung Gas Beracun

BANDUNG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Geologi mengimbau wisatawan untuk tidak berkemah di tujuh gunung di Jabar yang berpotensi mengembuskan gas beracun. Pengelola wisata tujuh gunung dan kawah itu, diminta mengumumkan bahaya gas beracun kepada pengunjungnya. Data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) menyebutkan, tujuh gunung yang mengandung gas beracun itu, yakni Gunung Salak, Gede (Sukabumi), Tangkuban Parahu (Bandung), Guntur, Galunggung (Tasikmlaya), Papandayan (Garut), dan Ciremai (Kuningan).

Ketujuh gunung itu merupakan bagian dari 66 gunung di Indonesia yang memiliki potensi embusan gas beracun. Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api, PVBMG, Mochamad Hendrasto, menjelaskan gas beracun yang dihembuskan tujuh gunung itu adalah carbon monoksida (CO), carbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), asamsulfat (H2SO2), gas sulfat atau belerang (SO2).

Menurut dia, gas beracun itu akan muncul tiba-tiba, terutama saat hujan. Sebagai upaya pencegahan, lebih baik wisatawan tidak berkemah di lokasi berbahaya tersebut. Bahkan, kata dia, pada waktu-waktu berbahaya, sebaiknya pengelola gunung tidak mengizinkan adanya kegiatan wisata.

"Kita imbau pengelola wisata gunung untuk memampang pengumuman mengenai ancaman gas beracun itu. Pengumuman itu bisa dipampang di pintu masuk gunung," ujar Hendrasto kepada wartawan di Bandung, Senin (9/7). Pasalnya, imbuh dia, wisatawan tidak akan mengetahui ancaman gas beracun itu, bila tidak diumumkan oleh pengelola lokasi wisata itu.

Khusus di Gunung Salak, sebut Hendrasto, sejak Juni-Juli 2007, mengalami gempa vulkanik sebanyak sembilan kali. Artinya, gunung tersebut masih berstatus aktif normal. Karena itu, kondisi gunung yang berstatus aktif itu, sangat riskan dikunjungi oleh wisatawan.

Gunung Berapi di Jawa Barat :
1. Gunung Salak -- 2.211 meter -- Aktif
2. Gunung Gede -- 2.958 meter -- Aktif
3. Gunung Tangkuban Perahu -- 2.084 meter -- Aktif
4. Gunung Papandayan -- 2.622 meter -- Aktif
5. Gunung Galunggung -- 2.167 meter -- Aktif
6. Gunung Guntur -- 2.249 meter -- Aktif
7. Gunung Ciremai -- 3.078 meter -- Aktif
- Ket : diolah dari sejumlah sumber

Karena itu, Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) meminta PVMBG Bandung untuk meneliti kandungan gas beracun dari Kawah Ratu, Gunung Salak. Permintaan ini menyusul tewasnya enam orang pelajar SMPN 67 Jakarta Selatan, pada Sabtu (7/7) yang menghirup gas beracun dari Kawah Ratu, Gunung Salak.

Diberitakan sebelumnya, enam orang pelajar SMPN 67 Jakarta Selatan tewas akibat menghirup gas beracun pada Sabtu (7/7) lalu di kawasan Kawah Ratu Gunung Salak perbatasan Kab Sukabumi dan Kab Bogor. Keenam korban tewas adalah Dian Saputra, Resky Arfiandani, Muhammad Junaedi, Sarifah, Andri Junios dan Riska Fitriana.

"Kami sudah meminta PVMBG untuk melakukan penelitian dan eksplorasi terhadap kandungan gas beracun itu," kata Kepala Balai TNGHS, Bambang Suprianto kepada wartawan Senin (9/7). Penelitian, kata dia, diperlukan untuk bisa memastikan penyebab kematian keenam pelajar itu. (san/rig )

Sumber : 1. http://www.republika.co.id
2. http://pendaki.org/index.php?option=com_content&task=view&id=94&Itemid=2

Photo Tomy Slendro-35

Sekedar sharing photoku, mungkin ada yang udah lupa atau belum kenal.
ini diambil dulu waktu masih kuliah di politeknik malang,
jurusan akuntansi tahun 1991.
meski jelek tapi make kacamata gitu loh? hehehehehe..

Sabtu, 17 Mei 2008

FOTO DASAWARSA KE I

frens!! kapan bisa kumpul lagi kayak di DASAWARSA I GG di sarangan ini ya??



chimot
GG-Slendro-35

GUNUNG GEDE





welirang 1994





Senin, 12 Mei 2008

Congrat's...

Slam lestari smua...

Selamat buat mas Isa & mb Siska (ni yang mana ya??) ;)
Buat ms GAtot..selamat juga sudah jadi bapak walaupun masih 2 hari..:)
Untuk smua saudaraku..slam kangeeen...

molend 279-GG

Minggu, 11 Mei 2008

UNDANGAN NIKAH ISA ANSORY (CEPOT)







All Ganenders!!



Saudara kita Isa Ansory (Cepot) 910090176-GG, angkatan ke-9 Nomor 176 tanggal 18 Mei 2008 besok NIKAH!!

Kamis, 08 Mei 2008

Posting ke www.GanendraGiri.com




Salam lestari..

Untuk all Ganenders yang mau posting artikel, atau bahan-bahan yang akan di upload di website http://www.ganendragiri.com/, selain bisa dengan sarana email ke admin@ganendragiri.com atau bisa juga posting melalui blog ini dulu http://ganendra-giri.blogspot.com/.

Untuk Ganenders yang masih aktif, bisa kirim Program Kerja untuk tahun 2008-2009, foto-foto dan data-data angkatan mulai pertama sampai sekarang.

Silakan posting apapun untuk kepentingan bersama

Avig Nam Astu

Chimot
GG-910020035-Slendro